Bila kita terlibat dalam proses pendidikan di Indonesia terutama
di lingkungan formal atau sekolah, istilah PAIKEM bukan hal yang asing.
Sebagian pemikir dan praktisi pendidikan di Indonesia pasti telah mengetahui
dan memahami istilah PAIKEM. Karena dewasa ini dalam dunia pendidikan formal,
pandangan PAIKEM dijadikan tolak ukur penerapan sistem pembelajaran di sekolah
baik dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama maupun sekolah
menengah atas.
Apa itu PAIKEM? Itu adalah pertanyaan orang-orang awam yang
ingin tahu. PAIKEM singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan. PAIKEM adalah
pendekatan pembelajaran yang mencoba mendobrak
paradigma pendidikan lama yang cenderung monoton, menakutkan dan kadang
membosankan. Dalam paradigma lama, pembelajaran lebih banyak bersifat monolog,
komunikasi melalui satu arah antara guru dengan murid. Sistem pembelajaran yang
dikenal sebagai sistem pembelajaran klasik, atau dengan istilah lain “teacher centered learning”,
pembelajaran berpusat pada guru. Guru dianggap sumber segala ilmu dan sumber
kebenaran, apapun yang disampaikan dan diajarkan merupakan kebenaran hakiki
yang tidak dapat di bantah.
Pendekatan PAIKEM mencoba merubah paradigma lama di atas,
dengan paradigma baru, yakni “student centered learning”, pembelajaran berpusat
kepada anak. Guru berperan sebagai fasilitator
dan motivator. Anak dirangsang
segala potensi dan kemampuannya sehingga dapat berkembang secara optimal dengan
memanfaatkan segala sumber belajar yang ada dilingkungan sekitar. Diharapkan anak
tidak menjadikan sekolah sebagai tempat yang menakutkan ataupun membosankan,
tetapi menjadi tempat yang mengasikkan dan menyenangkan. Kalau kondisi ini
tercipta, gairah, semangat maupun kemauan anak untuk belajar semakin tinggi,
yang mengarah pada ketercapaian hasil sesuai tujuan pendidikan yang diinginkan.
Dalam teori pendidikan, pendekatan PAIKEM berdasar falsafah konstruktivisme, yang menekankan siswa
dapat membangun konsep sendiri berdasarkan pengalaman belajar yang dialaminya.
Dalam pandangan konstruktivisme,
pengetahuan merupakan proses menjadi yang pelan-pelan menjadi lengkap dan
benar. Pengetahuan ini dibentuk secara pribadi dan siswa sendiri yang
membentuknya. Tanpa siswa aktif mengelola dan membentuknya, ia tidak akan
menjadi tahu dan paham terhadap sesuatu. Pengetahuan siswa tentang bunga,
merupakan pengetahuan yang didapat setelah siswa menjamah, melihat dan akhirnya
merumuskan dalam pikirannya tentang
objek yang ditemui (S. Karim : 2003).
Prinsip dasar PAIKEM
Penerapan pembelajaran PAIKEM, mengharuskan situasi belajar
yang mengandung prinsip-prinsip PAIKEM,
antara lain :
1.
Pembelajaran Aktif
Keberhasilan pembelajaran mengharuskan
keaktifan dua pihak baik guru maupun murid. Guru aktif sebagai fasilitator dan
motivator, mampu merangsang potensi dan kompetensi anak. Sedangkan siswa,
mereka harus aktif dalam proses pembelajaran, baik itu dengan bertanya,
berpendapat, dsb. Untuk itu, berbagai materi yang disampaikan dalam
pembelajaran harus dikemas guru menjadi sesuatu yang menantang untuk dipecahkan
ataupun dihadapi siswa.
2.
Pembelajaran Inovatif
Dalam kamus besar bahasa Indonesia,
inovatif berarti memperkenalkan sesuatu yang baru, bersifat pembaharuan. Dalam
pembelajaran PAIKEM, diharapkan guru dapat menciptakan inovatif dengan
mengkombinasikan berbagai hal dari sumber belajar baik internet, koran, film
dsb.
3.
Pembelajaran Kreatif
Kreatifitas pembelajaran dapat ditunjukkan
guru dengan menerapkan berbagai strategi pembelajaran. Dalam paradigma lama,
pembelajaran hanya monoton menggunakan ceramah. Tetapi dengan pendekatan
PAIKEM, guru diharapkan mencoba mencari dan menerapkan berbagai strategi
belajar yang disesuaikan dengan kemampuan, potensi dan gaya belajar siswa. Ada
banyak sekali strategi belajar, seperti model pembelajaran langsung,
kooperatif, inkuiri, maupun berbasis masalah (Mohammad Jauhar : 2011).
4.
Pembelajaran Efektif
Pembelajaran efektif dapat berarti
ketercapaian sasaran atau tujuan belajar yang disiapkan. Ketercapaian tujuan
belajar dapat diketahui melalui assesmen atau penilaian baik dari ranah
kognitif, afektif maupun psikomotorik. Assesmen dari ranah kognitif, dapat
menggunakan tes. Sedangkan assesmen ranah afektif maupun psikomotorik dapat
menggunakan observasi atau pengamatan.
5.
Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan adalah pembelajaran
yang dapat dinikmati siswa. Siswa merasa aman, nyaman dan asik. Suasana
menyenangkan membuat siswa merasa “bebas” mengeluarkan ide-ide atau gagasan
tanpa perasaan takut atau merasa bersalah. Hal ini dapat menjadikan siswa lebih
percaya diri pada kemampuan dan potensi yang dimilikinya.
Banyak ahli maupun praktisi pendidikan berharap, bahwa
pembelajaran PAIKEM dapat menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas
manusia Indonesia, terutama dalam lingkungan pendidikan formal atau sekolah.
Namun keberhasilan penerapannya, sangat tergantung dari peran serta semua
elemen pendidikan baik guru, siswa, kepala sekolah dan elemen lainnya. Tanpa
kerja sama dan koordinasi secara sinergi dari semua eleman, impian mendapatkan
kualitas manusia Indonesia yang lebih baik akan sulit di peroleh. Semoga
bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar