Rabu, 02 Mei 2012

Apa itu PAIKEM ?*


Bila kita terlibat dalam proses pendidikan di Indonesia terutama di lingkungan formal atau sekolah, istilah PAIKEM bukan hal yang asing. Sebagian pemikir dan praktisi pendidikan di Indonesia pasti telah mengetahui dan memahami istilah PAIKEM. Karena dewasa ini dalam dunia pendidikan formal, pandangan PAIKEM dijadikan tolak ukur penerapan sistem pembelajaran di sekolah baik dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama maupun sekolah menengah atas.
Apa itu PAIKEM? Itu adalah pertanyaan orang-orang awam yang ingin tahu. PAIKEM singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.  PAIKEM adalah pendekatan pembelajaran yang mencoba mendobrak  paradigma pendidikan lama yang cenderung monoton, menakutkan dan kadang membosankan. Dalam paradigma lama, pembelajaran lebih banyak bersifat monolog, komunikasi melalui satu arah antara guru dengan murid. Sistem pembelajaran yang dikenal sebagai sistem pembelajaran klasik, atau  dengan istilah lain “teacher centered learning”, pembelajaran berpusat pada guru. Guru dianggap sumber segala ilmu dan sumber kebenaran, apapun yang disampaikan dan diajarkan merupakan kebenaran hakiki yang tidak dapat di bantah.
Pendekatan PAIKEM mencoba merubah paradigma lama di atas, dengan paradigma baru, yakni “student centered learning”, pembelajaran berpusat kepada anak. Guru berperan sebagai fasilitator  dan motivator.  Anak dirangsang segala potensi dan kemampuannya sehingga dapat berkembang secara optimal dengan memanfaatkan segala sumber belajar yang ada dilingkungan sekitar. Diharapkan anak tidak menjadikan sekolah sebagai tempat yang menakutkan ataupun membosankan, tetapi menjadi tempat yang mengasikkan dan menyenangkan. Kalau kondisi ini tercipta, gairah, semangat maupun kemauan anak untuk belajar semakin tinggi, yang mengarah pada ketercapaian hasil sesuai tujuan pendidikan yang diinginkan.

Dalam teori pendidikan, pendekatan PAIKEM berdasar falsafah konstruktivisme, yang menekankan siswa dapat membangun konsep sendiri berdasarkan pengalaman belajar yang dialaminya. Dalam pandangan konstruktivisme, pengetahuan merupakan proses menjadi yang pelan-pelan menjadi lengkap dan benar. Pengetahuan ini dibentuk secara pribadi dan siswa sendiri yang membentuknya. Tanpa siswa aktif mengelola dan membentuknya, ia tidak akan menjadi tahu dan paham terhadap sesuatu. Pengetahuan siswa tentang bunga, merupakan pengetahuan yang didapat setelah siswa menjamah, melihat dan akhirnya merumuskan  dalam pikirannya tentang objek yang ditemui  (S. Karim : 2003).
Prinsip dasar PAIKEM
Penerapan pembelajaran PAIKEM, mengharuskan situasi belajar yang mengandung prinsip-prinsip  PAIKEM, antara lain :
1.       Pembelajaran Aktif
Keberhasilan pembelajaran mengharuskan keaktifan dua pihak baik guru maupun murid. Guru aktif sebagai fasilitator dan motivator, mampu merangsang potensi dan kompetensi anak. Sedangkan siswa, mereka harus aktif dalam proses pembelajaran, baik itu dengan bertanya, berpendapat, dsb. Untuk itu, berbagai materi yang disampaikan dalam pembelajaran harus dikemas guru menjadi sesuatu yang menantang untuk dipecahkan ataupun dihadapi siswa.
2.       Pembelajaran Inovatif
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, inovatif berarti memperkenalkan sesuatu yang baru, bersifat pembaharuan. Dalam pembelajaran PAIKEM, diharapkan guru dapat menciptakan inovatif dengan mengkombinasikan berbagai hal dari sumber belajar baik internet, koran, film dsb.
3.       Pembelajaran Kreatif
Kreatifitas pembelajaran dapat ditunjukkan guru dengan menerapkan berbagai strategi pembelajaran. Dalam paradigma lama, pembelajaran hanya monoton menggunakan ceramah. Tetapi dengan pendekatan PAIKEM, guru diharapkan mencoba mencari dan menerapkan berbagai strategi belajar yang disesuaikan dengan kemampuan, potensi dan gaya belajar siswa. Ada banyak sekali strategi belajar, seperti model pembelajaran langsung, kooperatif, inkuiri, maupun berbasis masalah (Mohammad Jauhar : 2011).
4.       Pembelajaran Efektif
Pembelajaran efektif dapat berarti ketercapaian sasaran atau tujuan belajar yang disiapkan. Ketercapaian tujuan belajar dapat diketahui melalui assesmen atau penilaian baik dari ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Assesmen dari ranah kognitif, dapat menggunakan tes. Sedangkan assesmen ranah afektif maupun psikomotorik dapat menggunakan observasi atau pengamatan.

5.       Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat dinikmati siswa. Siswa merasa aman, nyaman dan asik. Suasana menyenangkan membuat siswa merasa “bebas” mengeluarkan ide-ide atau gagasan tanpa perasaan takut atau merasa bersalah. Hal ini dapat menjadikan siswa lebih percaya diri pada kemampuan dan potensi yang dimilikinya.
Banyak ahli maupun praktisi pendidikan berharap, bahwa pembelajaran PAIKEM dapat menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, terutama dalam lingkungan pendidikan formal atau sekolah. Namun keberhasilan penerapannya, sangat tergantung dari peran serta semua elemen pendidikan baik guru, siswa, kepala sekolah dan elemen lainnya. Tanpa kerja sama dan koordinasi secara sinergi dari semua eleman, impian mendapatkan kualitas manusia Indonesia yang lebih baik akan sulit di peroleh. Semoga bermanfaat.


* Ideku tentang PAIKEM, Selasa 24 April 2012, Jam : 23.45 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar