Selasa, 15 Maret 2011

MODERNISASI DAN GLOBALISASI


1.       Pengertian
a.       Secara etimologis modernisasi berasal dari kata “modern” yang berasal dari kata latin “modo” berarti akhir-akhir ini dan “ernus” yang berarti periode masa kini.
Sehingga secara etimologis, modernisasi berarti : proses yang ditempuh untuk sampai atau menuju periode waktu “masa kini”.[1]
b.      Secara Umum
Modernisasi adalah proses transformasi dari perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dengan kata lain, modernisasi adalah suatu proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru yang lebih maju untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.[2]
c.       Menurut para ahli-ahli
1). Astrid S.  Susanto
Modernisasi adalah kesempatan proses pembangunan yang diberikan oeh perubahan demi kemajuan.
2). Koentjaraningrat
Modernisasi adalah usaha untuk hidup sesuai zaman dan konstelasi dunia sekarang
3).  Soerjono Soekanto
Modernisasi adalah suatu bentuk perubahan sosial yang biasanya merupakan perubahan sosial yang terarah (diredted change) yang didasarkan pada suatu perencanaan yang di sebut social planning.
4). Alex Inkeles
Modernisasi merupakan sikap-sikap tertentu yang menandai manusia dalam setiap masyarakat modern. Diantara sikap-sikap itu antara lain : menerima gagasan baru, kesediaan menyatakan pendapat, dan kepekaan pada waktu membuat manusia menghargai waktu.

Dari pendapat para ahli dapat di simpulkan :
Modernisasi adalah proses perubahan dan pergeseran sikap serta perilaku warga masyarakat untuk hidup sesuai dengan tuntutan keadaan.

2.       Dorongan-dorongan untuk modernisasi
Modernisasi terdorong oleh keinginan untuk :
a.       Hidup praktis atau lebih nyaman. Misal : Pembangunan tol, swalayan
b.      Meningkatkan efisiensi kerja dan meningkatkan produksi. Misal : mekanisasi pertanian, komputerisasi.
c.       Mendapatkan sesuatu lebih banyak (nilai tambah), lebih bermutu, lebih bagus, lebih hemat tenaga, lebih baik. Misal : penggunaan alat modern, kedokteran, perbankan.[3]

3.       Syarat-Syarat modernisasi
Menurut  Soerjono Soekanto, modernisasi memenuhi beberapa syarat antara lain :
a.       Cara berpikir ilmiah (scientific thinking) yang bersifat institusional dalam masyarakat (the ruling class). Hal ini menghendaki suatu sistem pendidikan yang terencana dengan baik.
b.      Sistem adsministrasi negara yang baik dan benar-benar mewujudkan birokrasi.
c.       Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur, terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu. Hal ini memerlukan peneitian terus menerus agar data tidak tertinggal.
d.      Penciptaan iklim yang baik (favourable) dari masyarakat terhadap modernisasi dengan menggunakan alat komunikasi massa.
e.      Tingkat organisasi tinggi karena yang terjadi biasanya di satu sisi berarti kedisiplinan sedangkan di sisi lain pengurangan kemerdekaan.
f.        Sentralisasi (pemusatan) wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial (social planning).

B.      MASYARAKAT MODERN
1.       Pengertian
Masyarakat modern berarti sebuah masyarakat yang telah mengalami transformasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

2.       Ciri-ciri masyarakat modern
Menurut soerjono soekanto, beberapa ciri masyarakat modern antara lain :
a.       Hubungan antar manusia di dasarkan atas kepentingan-kepentingan pribadi
b.      Hubungan dengan masyarakat lain di lakukan secara terbuka dan suasana saling mempengaruhi kecuali dalam hal rahasia penemuan baru.
c.       Sangat percaya pada manfaat IPTEK, sebagai sarana meningkatkan kesejahteraaan masyarakat.
d.      Masyarakat di golongkan menjadi berbagai profesi dan keahlian yang dipelajari di lembaga pendidikan, keterampilan dan kejuruan.
e.      Tingkat pendidikan formal adalah tinggi dan merata
f.        Hukum yang berlaku pada umumnya tertulis yang sangat kompleks
g.       Ekonomi hampir seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang di dasarkan atas penggunaan uang dan alat pembayaran lainnya.

3.       Ciri-ciri manusia modern
Menurut  soerjono soekanto, ada beberapa ciri manusia modern, yakni :
a.       Orang yang bersikap terbuka terhadap pengalaman dan penemuan baru.
b.      Orang siap menerima perubahan setelah menilai kekurangan yang di hadapinya saat itu.
c.       Orang yang mempunyai kepekaan terhadap masalah-masalah yang  terjadi di sekitarnya dan mempunyai kesadaran bahwa masalah tersebut berkaitan dengan dirinya.
d.      Orang yang mempunyai informasi lengkap mengenai pendiriannya
e.      Orang yang lebih banyak berorientasi ke masa kini dan masa yang akan datang.
f.        Orang yang senantiasa menyadari potensi yang ada pada dirinya dan yakin bahwa potensinya itu akan dapat di kembangkan
g.       Orang yang peka terhadap pentingnya perencanaan
h.      Orang yang tidak cepat menyerah pada nasib
i.         Orang yang yakin pada manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia
j.        Orang yang menyadari dan menghormati hak-hak, kewajiban serta kehormatan pihak lain.

C.      Masyarakat Tradisional
1.       Pengertian
Secara etimologis, tradisional berasal dari kata Latin “traditium” yang berarti sesuatu yang di diteruskan dari masa lalu ke masa kini.
2.       Ciri-ciri masyarakat  Tradisional adalah :
a.       Memiliki tingkat pengetahuan dan teknologi rendah, sehingga tingkat produksi pun masih rendah, demikian pula tingkat persediaan makanananya.
b.      Jumlah anggota mereka yang relatif kecil, yaitu berkisar antara beberapa puluh sampai beberapa ribu jiwa saja.
c.       Sebagian besar anggota masyarakat belum mengenal tulisan
d.      Pembagian kerja dan spesialisasi belum banyak di kenal.
e.      Sedikit sekali diferensiasi sosialnya, artinya tidak banyak lembaga khusus yang mengurusi kegiatan tertentu.
f.        Tidak banyak heterogenitas dalam budaya.
g.       Memiliki order atau aturan moral yang mengikat hubungan kemasyarakatan dari masing-masing anggotanya.
h.      Mereka umumnya hidup di daerah pedalaman dan terpisah dari kelompok masyarakat lainnya.
i.         Kehidupan sosialnya bersifat statis.
j.        Hidup dalam dunia yang tertutup dan menggantungkan diri pada nasib
k.       Takut dan kuatir akan masuknya hal-hal baru
l.         Alam di pandang sebagai sesuatu yang dasyat dan tidak terelakkan, sehingga manusia harus tunduk kepadanya


[1] Iwa Husein Iskandar, Kusdana H. Sosiologi Kelas III. Grafindo : 2001, Hal 97
[2] Nursal Luth, Fernandes Daniel. Sosiologi 2. PT Galaxy Puspa Mega : 1999, hal : 163
[3] Ibid hal : 159

Tidak ada komentar:

Posting Komentar