Rabu, 02 Mei 2012

Urgensi Penanaman Nilai dalam Lingkungan Pendidikan*

Menanam
           Dalam era sekarang ini, banyak gejala nampak di kalangan masyarakat menunjukkan bahwa mereka mengabaika nilai dan tatakrama yang sangat diperlukan masyarakat. Seolah-olah orang bebas berbuat apa saja sesuai keinginannya, misal: pembunuhan,  pemerkosaan, tawuran, perusakan dan sebagainya.
           Gejala yang nampak itu menjadi satu indikasi dari proses pergeseran nilai-nilai manusiawi yang dimiliki masyarakat. Nilai manusiawi yang semula berfungsi pengatur keselarasan hidup bergeser fungsinya, diganti dengan keserakahan dan ketamakan. Dengan kondisi semacam ini, kehidupan berbangsa semakin tidak menentu, karena selalu diwarnai konflik dan kekerasan.
          Pergeseran niai manusiawi semakin nyata di dorong oleh kemajuan dalam hidup kita. Baik dibawa oleh kepesatan ilmu dan teknologi, seperti jalur komunikasi yang samikin canggih menyebabkan makin cepatnya pertukaran informasi, sehingga suatu peristiwa yang terjadi di satu tempat dengan mudah akan tersebar ke tempat lain.
          Gejala-gejala di atas merupakan suatu tantangan nyata di antara kita dewasa ini. Dan kita sebagai bagian dari masyarakat tidak boleh hanya diam dan acuh tak acuk. Tetapi kita harus mengambil satu sikap untuk menghadapi tantangan itu.  Apabila gejala itu dibiarkan berlarut-larut akan berimbas makin keroposnya kehidupan masyarakat.

Pendekatan Interdidipliner Guru IPS*


Proses belajar mengajar merupakan proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa, atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalaml situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pandangan tersebut, hubungan timbal balik antara guru dan siswa merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Sehingga, dalam proses belajar tersirat adanya kesatuan kegiatan yang menunjang antara siswa dan guru.
Di satu sisi, siswa sebagai subyek belalajar, dalam arti keterlibatan siswa secara aktif baik fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial sangat diharuskan. Keterlibatan ini bertujuan membangkitkan semangat, kreatifitas, dan kemampuan siswa, sehingga siswa dapat menemukan dan memecahkan masalah dalam masyarakat dengan upaya dan tanggung jawab sendiri.
Di sisi lain, guru sebagai pemegang utama proses belajar mengajar. Keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukanoleh peranan guru. Peranan ini berkaitan erat dengan kemampuan yang dipunyai guru tersebut. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan hasil belajar yang efektif, dan akan mampu mengelola proses belajar mengajar di sekolah dengan berhasil. Sebaliknya, guru yang mengajar di sekolah asal-asalan cenderung menciptakan sistem belajar yang buruk dan berimbas kegagalan belajar siswa di sekolah.